Postingan

Mengambil Hikmah dari Sebuah Ceramah

Gambar
  Oleh: Samsu Wijayanto Manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari salah dan lupa. Sebaik apapun seseorang pasti punya salah atau dosa. Baik itu disengaja atau tidak. Begitu juga perihal lupa, sudah akrab terjadi dalam kehidupan seseorang. Mulai dari hal-hal kecil, seperti lupa menaruh uang, lupa kunci motor dan masih banyak lainnya. Bahkan saya pernah dengar ada yang lupa meninggalkan istrinya ketika selesai mengisi bensin di SPBU.  Menyoal lupa, saya teringat sebuah tausyiah seorang Ustadz saat peringatan Isra' dan Mi'raj. Beliau menyampaikan bahwa manusia memiliki 5 hal yang dicintainya hingga melupakan 5 hal penting dalam hidup beragama. Pertama, terlalu mencintai dunia hingga melupakan akhirat. Kedua, terlalu mencintai hidup hingga melupakan kematian. Ketiga, terlalu mencintai rumah hingga lupa dengan alam kuburnya. Keempat, terlalu mencintai harta sampai lupa dengan hisab tentang hartanya. Dan kelima, terlalu mencintai makhluk sehingga lupa dengan Allah bahkan membua

Konsep Syukur dalam Versi Lain

Gambar
  Oleh: Samsu Wijayanto Suatu ketika saya dan istri terlibat perbincangan yang amat seru. Kami berbincang soal rasa syukur. Dia bercerita bahwa ayahnya memiliki saudara. Sebut saja pak S. Beliau seorang yang kaya. Beliau membebaskan istri dan anaknya dalam membelanjakan uang nafkah darinya. Asalkan jelas dan tidak habis dengan sia-sia. Suatu hari pak S didatangi oleh beberapa orang berbeda yang bermaksud menagih hutang istrinya. Pak S terkejut, karena uang nafkah darinya tidak terbatas. Istrinya boleh pakai berapapun yang dia inginkan. Namun kenapa ada orang menagih hutang padanya. Setelah dikonfirmasi, ternyata betul istrinya meminjam sejumlah uang ke beberapa orang bahkan ke pinjol. Pak S pun marah dan mau tidak mau melunasi hutang-hutang istrinya. Pak S pun memberikan hukuman kepada istrinya dengan tidak boleh memakai fasilitas kendaraan seperti motor atau mobil. Uang nafkahnya pun dijatah sehari 1 juta. Mendengar cerita itu, saya tercengang. Sehari 1 juta? Itu sih jatah yang masih

Antara Putus atau Terus

Oleh : Samsu Wijayanto Selamat pagi semuanya. Pagi ini saya akan mencoba menceritakan cerita fiksi yang sedikit banyak "related" dengan penulis. Bagaimana ceritanya? Yuk disimak! Semoga harimu bahagia. Di suatu sekolah di ujung barat pulau Jawa, ada seorang siswa bernama Abdi. Dia merupakan siswa kelas 11 (dulunya disebut kelas 2). Dia masuk jurusan IPA di sekolahnya. Namun itu bukan keinginannya. Karena kebetulan dia masuk peringkat 10 besar sewaktu kelas 10. Sedangkan peraturan di sekolahnya, bagi siswa yang mendapatkan peringkat 1 hingga 10 wajib masuk IPA. Padahal Abdi ingin sekali masuk bahasa. "Huuuft, peraturan macan apa itu. Sangat jauh dari kata demokrasi". Abdi ngedumel kala itu. Seiring berjalannya waktu, Abdi mulai bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dia mulai bisa menerima rumitnya rumus-rumus matematika dan fisika. Ya, meskipun begitu dia tetap tidak meninggalkan hobinya. Menulis. Hobi itulah yang sudah dia lakukan dan tekuni dari sejak di ba

Rumah Tanpa Ibu

 Oleh: Samsu Wijayanto Umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Berapa pun jumlah anak dalam sebuah keluarga, ayah dan ibu menjadi hal paling utama dalam keluarga. Bahkan adanya keduanya menjadi tolok ukur sebagai keluarga bahagia, terlepas apakah kehidupan mereka bahagia atau sebaliknya. Ayah dan ibu memiliki peran yang sangat penting dan masing-masing saling melengkapi. Ayah berperan memastikan "dapur tetap ngebul", menjaga keamanan dan keselamatan istri dan anaknya serta menjadi panutan dan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Sedangkan ibu berperan menjaga kehormatannya, menjaga harta bendanya dan mendidik generasi penerusnya menjadi anak-anak yang baik secara amal, moral dan akal. Namun di jaman sekarang, peran di atas bisa saling membatu dan mengisi. Lalu, bagaimana jika dalam sebuah rumah tidak ada peran ibu? Jawabannya hampa, dingin dan terasa sekali ada yang hilang. Jawaban ini dilontarkan oleh istri saya ketika kami berkunjung ke rumah orang tua saya. Ibu sa

Belajar dengan Media Kertas Contekan

Oleh: Samsu Wijayanto Disclaimer: Tulisan ini tidak mengarahkan para pembaca untuk menyontek atau menghalalkan kegiatan menyontek. Menyontek menurut bahasa berarti menconto, meniru atau mengutip. Sedangkan dalam KBBI, menyontek merupakan tindakan tidak jujur untuk memperoleh keuntungan dalam suatu tes atau ujian. Dalam bahasa Inggris biasa kita kenal dengan cheating (kecurangan). Jika menyontek adalah kecurangan, maka jenis atau macamnya pun berbeda-beda. Bisa melihat buku secara diam-diam, melihat jawaban teman terdekat dan bahkan membuat salinan dengan kertas lalu dibawa ke dalam ruang ujian. Semua perilaku di atas sangat tidak dibenarkan untuk dilakukan. Sebab, sekali lagi ini adalah tindak kecurangan yang menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain. Menyoal tentang contekan, siapa sangka bahwa salah satu jenis contekan di atas bisa menjadi sarana paling tepat untuk belajar anak. Dari sekian banyak jenis,l contekan, membuat salinan dengan kertas menjadi metode belajar yang san

Catatan Pasca Melahirkan: Melestarikan Tradisi Ngayun

Gambar
Oleh: Samsu Wijayanto Kemarin, 30 Juli 2022 bertepatan tanggal 1 Muharram 1444. 1 Muharram merupakan tahun baru hijriyah atau tahun baru Islam. Dimana banyak momen-momen penting pada masa Nabi-nabi terdahulu terjadi pada bulan ini. Begitu juga dalam kehidupan saya saat ini. Kemarin telah diadakan tradisi "ngayun" di rumah orang tua istri (mertua) saya. Ngayun merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh orang suku sunda di Karawang yang bertujuan untuk memberikan dan mengukuhkan nama seorang bayi yang baru lahir. Pengukuhan ini bisa dilaksanakan satu hari setelah puput puser (puser bayi terlepas), atau bisa juga 7 hari (seminggu) setelah kelahiran bayi. Namun tidak semua orang sunda di Karawang melaksanakannya. Tradisii ini hanya dilaksanakan oleh keluarga yang memegang teguh adat istiadat yang mereka percayai. Berhubung keluarga istri saya asli Sunda, yaitu Karawang maka kami memutuskan untuk melaksanakannya. Apalagi sesepuh dari pihak istri sangat memegang teguh adat, jadi mau

Catatan Pasca Melahirkan: Pentingnya Kerja sama Ayah dan Ibu

Gambar
Oleh: Samsu Wijayanto Menjadi orang tua bukan hal yang mudah. Dulu yang ada dibenakku punya anak itu akan menyenangkan dan menggemaskan. Hidup kita akan berwarna dan serba gemas karena terus bersentuhan langsung dengan makhluk kecil, lucu dan imut yang bernama bayi. Ternyata memang benar. Hidup kita lebih berwarna, menyenangkan dan menggemaskan. Namun jangan dikira semua itu mulus begitu saja tanpa adanya kendala dan kesulitan. Banyak hal yang membuat orang tua "baru" seperti saya ketar ketir. Kurangnya pengalaman dan pendidikan pra dan pasca melahirkan yang tidak kita dapatkan. Mungkin secara teori saya pribadi banyak "sharing" dan masukan dari rekan-rekan seprofesi yang sudah lebih dulu punya anak. Akan tetapi saat dihadapkan langsung teori itu seakan hilang. Sebab, atmosfer yang kita rasakan saat itu sangat berbeda. Tegang, panik dan takut berkumpul menjadi satu meruntuhkan teori dan masukan yang telah saya terima sebelumnya. Menyoal mengasuh bayi, kurang lebih s